Indonesia memiliki agenda besar dalam sektor hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Hal ini menjadi tantangan tersendiri lantaran kebutuhan investasi tercatat cukup besar pada sektor Mineral dan Batu bara yang masuk dalam 8 sektor Prioritas kebutuhan investasi di Indonesia.
Untuk itu, PT Freeport Indonesia (PTFI) yang merupakan anggota dari MIND ID menjawab tantangan Hilirisasi komoditas tembaga dengan membangun smelter Manyar yang terdapat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Proyek yang kini telah mencapai progres 51,7 % ini telah sesuai dengan kurva-S yang telah disetujui Pemerintah dan akan rampung tepat waktu pada Desember 2023.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas memastikan bahwa pembangunan smelter dapat memenuhi target lini masa kurva-S yang telah disetujui pemerintah.
“Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengupayakan akselerasi perampungan smelter Manyar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).
Smelter Manyar dikatakannya akan dilengkapi fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, dan fasilitas pendukung seperti Precious Metal Refinery (PMR). Fasilitas PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak.
Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target konstruksi smelter. Adapun proses 51,7 % menurutnya merupakan capaian luar biasa yang dapat menjadi contoh perusahaan lain, terlebih proyek smelter Manyar memiliki komposisi tenaga kerja Indonesia hingga 98 persen.
Airlangga kemudian menjelaskan bahwa smelter Manyar perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain.
“Tahap pre-commissioning dan commissioning akan memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, dan memakan waktu sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024,” jelasnya.
Sebagai informasi, pembangunan smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar 1,63 miliar dolar Amerika atau setara Rp 25 triliun dari nilai total investasi sebesar US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun.
Smelter Manyar dengan desain single-line terbesar di dunia akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.