Wakil Menteri (Wamen) BUMN I, Pahala Nugraha Mansyuri mendorong anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina International Shipping (PIS) untuk melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO). Kabarnya, IPO ini akan dilakukan pada tahun 2025 mendatang.
Wamen Pahala menyampaikan bahwa pada tahun 2025 mendatang diharapkan pasar sudah siap ketika PT PIS akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kita lihat kalau misal market siap saat itu (2025). Kalau misal nanti memungkinkan, ya dalam waktu ke depannya kita tentunya bisa lihat kemungkinan (PT PIS) melakukan IPO,” ujar Pahala saat ditanya apakah IPO PT PIS akan dilakukan pada tahun 2025, kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Energy Corner’, dikutip Selasa (18/4/2023).
Pahala mengatakan upaya PT PIS melantai di bursa saham supaya perusahaan tersebut bisa mengembangkan bisnisnya lebih luas lagi. PT PIS juga didorong untuk melakukan unlock value dengan meningkatkan kapabilitas perusahaan, salah satunya dengan mencari mitra yang sesuai.
Menurut Pahala, IPO PT PIS bisa menjadi perbaikan arus kas perusahaan dengan mengakses pasar yang lebih luas. “Kalau kita lihat ke depan masih potensial jadi perbaikan dari value ini disebabkan perkembangan bisnis sendiri perbaikan EBITDA sendiri termasuk pengembangan akses market baru,” jelasnya.
Pada tahun ini, PT PIS menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebanyak US$ 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.797 per US$).
Direktur Utama PT PIS, Yoki Firnandi mengatakan bahwa modal tersebut akan digunakan salah satunya untuk menambah jumlah kapal yang dimiliki oleh PT PIS. Dia mengaku, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, total capex yang dikeluarkan mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 7,4 triliun.
“Kita sendiri sudah punya alokasi capex di tahun ini saja kita alokasi kurang lebih US$ 300 juta sesuai dengan kebutuhan tahun ini. Tahun-tahun lalu hampir US$ 500 juta untuk capex alokasi. Kita dapat support dari bank nasional maupun internasional,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Energy Corner’, Senin (17/4/2023).
Dia juga mengatakan, dari total capex tersebut, pihaknya sudah mendapatkan pendanaan hingga US$ 185 juta dari beberapa bank nasional maupun internasional. “Untuk pendanaan, baru saja kita secure pendanaan hampir kurang lebih US$ 185 juta dari beberapa bank internasional maupun bank nasional,” pungkasnya.
Dari modal tersebut, Yoki mengungkapkan pembangunan organik dilakukan dengan cara terus menambahkan kapal milik PT PIS yang saat ini sebanyak 96 kapal, akan menjadi 130 kapal di tahun 2025 mendatang.
“Kami lakukan pembangunan dan pembelian kapal-kapal baru. Saat ini kapal milik PIS totalnya 96 unit, tentunya ada jumlah yang diremajakan kita bertumbuh dari jumlah maupun volume atau sizing. Ditargetkan 2025, kapal yang kami miliki kurang lebih hampir 130 unit. Jadi bertumbuh dari 96 ke 130,” tambahnya.
Yang terbaru, Yoki juga mengatakan bahwa PIS sedang dalam tahap pengusulan pemegang saham untuk tender kapal Liquefied Natural Gas (LNG) di Qatar. Selain itu, ada juga proyek off shore dengan India, serta akan ada beberapa partner proyek yang dikerjakan seperti proyek terminal di Korea dan Amerika Serikat.
“Masih dalam tahap penjajakan namun kalau konsisten kita jalankan dan ini menurut saya baik untuk target US$ 4 miliar dan pada saat pemegang saham minta IPO kita siap,” tandas Yoki.